menu

Jumat, 26 Desember 2014

Karet Penghisap



 Digunakan untuk menghisap cairan dari bejana ke dalam pipet. Terdiri atas satu bola dengan ujung pendek diatas dan ujung panjang dibawah (berupa pipa sempit). Ujung bawah sedikit kesamping

Cara Menggunakan :
  • Sebelum dipakai menghisap, bola dikosongkan dengan menekan bola dan ujung atas pipa (1)
  • Pasang ujung bawah pipa ke pipet. Pipet yang digunakan dimasukkan melalui ujung bawah dan jangan sampai melebihi pipa cabang.
  • Tekan/pijat pipa bawah (2) untuk menyedot cairan ke atas. Perhatikan : jangan sampai

Polifenol




Komponen polifenol mempunyai peranan yang sangat penting dalam memberikan manfaat antioksidan pada buah-buahan dan sayuran tertentu. Secara umum, polifenol terbagi atas dua bagian besar, yaitu flavonoid dan asam fenolat.

1.      Flavonoid
Flavonoid merupakan golongan terbesar dari senyawa polifenol. Flavonoid sangat efektif untuk digunakan sebagai antioksidan. Senyawa flavonoid dapat mencegah penyakit kardiovaskuler dengan cara

Kamis, 25 Desember 2014

Terpenoid atau Isoprenoid

Terpenoid disebut juga isoprenoid. Hal ini dapat dimaklumi karena kerangka penyusun terpena dan terpenoid adalah isoprena (C5H8). Terpena memiliki rumus dasar (C5H8)n, dengan n merupakan penentu kelompok tipe terpena. Modifikasi terpena (disebut terpenoid, berarti "serupa dengan terpena") adalah senyawa dengan struktur serupa tetapi tidak dapat dinyatakan dengan rumus dasar. 

Rabu, 24 Desember 2014

Fitokimia



 Fitokimia dalam arti luas adalah cabang ilmu yang mempelajari senyawa organik yang dibentuk dan ditimbun oleh tumbuhan, yaitu mencakup struktur kimia, biosintesa, perubahan serta metabolisme, penyebaran secara alamiah, dan fungsi biologis. Dalam arti sempit, fitokimia biasanya digunakan untuk merujuk pada senyawa yang ditemukan pada sayur-sayuran dan buah-buahan yang tidak dibutuhkan untuk fungsi nornal tubuh, tetapi memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan manusia. Komponen fitokimia bukanlah zat gizi, karena tanpa kehadirannya asalkan kita mengkonsumsi pangan bergizi maka tubuh kita akan mampuu melakukan metabolisme secara normal.

Senin, 22 Desember 2014

Timbangan Analitik Elektrik



Merupakan timbangan yang dipakai untuk mendapatkan massa (berat suatu contoh) bahan. Timbangan ini merupakan termasuk dalam golongan timbangan analitik elektrik (menggunakan listrik). Cara kerja :

Cara kerja :
  1. Sebelum dan sesudah memakai alat ini bersihkan ruangan timbangan dengan kuas yang tersedia. Selanjutnya hubungkan timbangan dengan arus listrik.

Timbangan Triple Beam



Merupakan timbangan yang dipakai untuk mendapatkan massa (berat suatu contoh) bahan. Timbangan ini merupakan termasuk dalam golongan timbangan analitik manual (tidak menggunakan listrik). Cara kerja :

Senin, 15 Desember 2014

Tabung Reaksi

Tabung Reaksi atau pada alat laboratorium disebut Test Tube adalah tabung genggam yang digunakan untuk mencampur atau memanaskan bahan-bahan kimia di laboratorium. Tabung tersebut terbuka dibagian atas dan dasar tabung yang bulat. tabung Reaksi atau Test Tube biasanya terbuat dari bahan kaca atau plastik.

Fungsi tabung reaksi :
- Sebagai wadah mereaksikan bahan kimia dalam skala kecil
- Sebagai tempat perkembangbiakan mikroba (Culture)

Minggu, 14 Desember 2014

Erlenmeyer



erlenmeyer
Sebuah labu Erlenmeyer, juga dikenal sebagai labu berbentuk kerucut, adalah jenis labu laboratorium yang banyak digunakan. Memiliki tubuh berbentuk kerucut, leher silinder dan dilengkapi dengan dasar yang datar. Alat ini dinamai menurut nama kimiawan asal Jerman Emil Erlenmeyer, yang menciptakannya pada tahun 1860.

Senin, 08 Desember 2014

Penetapan Total N (Kadar Protein-Mikro Kjeldahl)

Prinsip :
Bahan didestruksi dengan H2SO4 pekat. Nitrogen yang terdapat dalam bahan kemudian berikatan dengan H2SO4 membentuk (NH4)2SO4. Pada tahap destilasi, penambahan reagen NaOH 10% dan dengan adanya pemanasan akan membebaskan NH3 dalam bentuk gas yang kemudian dikondensasi dan ditampung oleh asam borat menjadi amonium borat. Titrasi dengan HCl akan kembali membebaskan amonia yang kemudian berikatan dengan HCl membentuk amonium klorida.



Minggu, 07 Desember 2014

Penetapan Kadar Vitamin C (Titrasi Iodium)

  1. Timbang 200-300 g bahan dan hancurkan dalam waring blender sampai diperoleh slurry. Timbang 10-30 g slurry masukkan ke dalam labu takar 100 ml dan tambahkan aquadest sampai tanda. Saring dengan krus Gooch atau dengan sentrifuge untuk memisahkan filtratnya.
  2. Ambil 5-25 ml filtrat dengan pipet dan masukkan ke dalam erlenmeyer 125 ml. Tambahkan 2 ml larutan amylum 1% (Soluble strach) dan tambahkan 20 ml aquadest jika diperlukan.
  3. Kemudian titrasilah dengan larutan Iodium 0,01 N
          Perhitungan  : 1 ml larutan Iodium 0,01 N = 0,88 mg asam askorbat

Penetapan Kadar Protein-Cara Titrasi Formol

  1. Pindahkan 10 ml susu atau larutan protein ke dalam erlenmeyer 125 ml dan tambahkan 20 ml aquadest dan 0,4 ml larutan K-oksalat jenuh (K-oksalat : air = 1:3. Perhatian : K-oksalat beracun) dan 1 ml PP 1%. Diamkan selama 2 menit.
  2. Titrasilah larutan contoh dengan larutan NaOH 0,1 N sampai warna merah jambu.
  3. Setelah warna tercapai, tambahkan 2 ml formalin 40% dan titrasilah kembali dengan larutan NaOH sampai warna merah jambu tercapai lagi. Catatlah volume titrasi kedua ini.
  4. Buatlah titrasi blanko yang terdiri dari : 20 ml aquadest + 0,4 ml larutan K-oksalat jenuh + 1 ml indikator PP + 2 ml larutan formalin dan titrasilah dengan NaOH.
  5. Titrasi terkoreksi yaitu titrasi kedua dikurangi titrasi blanko merupakan titrasi formol. Untuk mengetahui % protein, harus dibuat percobaan serupa dengan menggunakan larutan yang telah diketahui kadar prooteinnya (misal dengan cara Kjeldahl)
  6. Untuk susu dapat digunakan faktor 1,83 :
          % protein susu  = 1,83 x ml titrasi formol
          % kasein          = 1,63 x ml titrasi formol
                                 titrasi formol
          % N   =   --------------------  x N.NaOH x 14.008
                                g bahan x 10

Catatan :
Titrasi formol kurang praktis untuk penentuan kadar protein secara absolut, karena tiap jenis protein perlu dicari faktor konversinya. Cara ini lebih sesuai untuk menentukan secara cepat pemecahan protein


Sumber :
"Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian " Slamet Sudarmaji, dkk. Edisi Keempat